Jumat, 21 Juni 2013

Nyelo~

Niatnya sih mau nyelo, sekalian melanjutkan dana yang pernah terkumpul waktu wisata ke kota Pacitan. (iya yang bertujuh itu, yang Reza sendiri itu, dan yang aku lagi galau itu. Sekarang? Masih!)

Sisa uang ga banyak tapi cukuplah untuk akomodasi ke Dieng~
Minggu malam kami bersiap - siap di rumah, kost dan tempat tinggal kami. Mengemasi barang bawaan dan mempersiapkan diri.
Senin pagi, Reza sudah siap dengan mobil Toyota Rush-nya di parkiran kampus MMTC YOGYAKARTA. Dan Vian-pun disampingnya. Sungguh mereka cocok sekali. Layaknya sahabat yang saling menerima kekurangan serta kelebihan yang mereka miliki. Akrab sekali. Hampir mirip bahkan. Haha :))

Diyas, sudah 'nangkring' di atas motor Honda Supra X nya dan berkemeja hitam dengan kaos warna pink. Nice! Kamu selalu tahu dimana letak gantengmu, Yas. :))

Kiki personil wanita yang biasanya tampil tomboy ini tumben-tumbenan mau liburan pake jilbab agak ribet. Ya gapapa lah ya, kita lihat seberapa dia tahan ;)

Terakhir Bhoteng. Cowok yang satu ini seperti biasa. Mukanya 'kumuh' bak tak pernah tersentuh air. Mbok mandi to, Theng!

Personil lengkap!
Sebenernya sih, kurang Pink. Yah karena suatu hal dia ga bisa ikut kita. Dan kita pun langsung Cuss!

Seperti lagu 'lewati gunung lewati lembah sungai mengalir indah ke samudra'

Benar benar berlenggak lenggok. Seperti lele ketika berenang, sungguh kelak keloknya mempesona! Ngomongin soal lele, jadi inget lele yang kita temukan di warung makan Pasar Wonosobo. Hmmm gede nan.

Then, perjalanan ini begitu kelok kelok dan minta kelon #eh maksudnya dinging puol. Di mobil aja gitu dinginnya, apalagi nyampenya nanti ya? (?!#*@)

Brrrrrrrr.... !!
Dieng Pass. Salah satu tempat yang kami harap bisa melepas kedinginan yang memeluk kami. Begitu sampai di home stay. Kami solat, letak - letak barang dan cus berangkat ke Candi Arjuna. (niatnya gitu tapi....)

Kiki "dingiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin"

Kita ber 5 pun juga mengiyakan. Hmm

Well, kita sampai di Kompleks Candi Arjuna (check in dolo)
Kompleks candi ini nampak biasa namun filosofinya tinggi lho.
Disana ada 5 candi. Yah keempat candi ini juga punya cerita.

Pulang dari Candi Arjuna kita mampir solat Magrib di Masjid. Nah, katanya Bhoteng sih ya, masjid ini bagus banget. Dan alhamdulillah emang Bhoteng ga bohong (baru kali ini) : bener bagus masjidnya!

Kita solat disana, dan seperti diawal tadi. Airnya .. Iya, airnya .. Hooh airnya! Duingin pol! Bbrrr ....

Sembari menggigil setelah solat kami mencari makan malam. Hmm makan apaaah? Makan apa aja deh yang ada. Itu baru jawaban tepat!

Nasi goreng, magelangan, mie dok dok. Hmm menu di Jogja banget. Tapi ga ada yang lain nih tuips! Trus aku kudu piyek? ~
Akhirnya, pesanlah kami. Sembari memesan kami ceplas ceplos dan ditanggapi sama Pak Kusir (yo uduk lah) sama chef yang lagi masak alias bakule. Beberapa menit kemudian terjadilah percakapan ngapak-ngapak getoh. Antara siapah? Ya Kiki dong sama mas bakul. Haha kepriwek kepriwek. Harmonis banget :))

Karena tujuan selanjutnya kita adalah Sunrise Sikunir. Maka kami buru buru pulang, utk cepat cepat istirahat. Tapi ternyata kita dipertemukan dengan seorang pemandu wisata. Namanya Hanafi. Bekennya Voo. Nyambungnya darimana kami sama sekali tidak tahu dan tidak kepengen ngomongin itu. Maaf ya.

Obrol punya obrol, kami pagi pagi jam setengah 4 janjian untuk dijemput mas Voo. Dan sekarang? Makidur! Alias mari kita tidur! Eitss! Tunggu.. Karena yang disewa kamarnya itu 2. dan kami para putri yang cantik jelita (baca : Bertin dan Kiki) ga berani bobok sendirian. Alhasil aku dan Kiki ngerusuhi kuartet itu, dan terjadilah percampuran diantara kami. Hahaha

Bangun jam 3 dan mas Voo sudah siap didepan Home Stay Dieng Pass dengan motor trailnya. Duh jadi inget, hmmmm..
Inget mas pandu! Puas?!

Perjalanannya sama, kelak kelok dan gelap. Tetapi terjawab sudah ketika sampai diatas sana :)







Next Destination : Telaga Warna.
Gak cuma permen, atau rainbow cake aja yang berwarna. Salah satu telaga yang ada di Dieng Wonosobo juga.





Mie Ongklok Longkrah.
Apa itu? Jadi mie ini adalah sajian kuliner khas wonosobo. Beda seperti mie ayam, mie nya gepeng, bertabur sayuran yang berlapiskan kuah yg manis banget! Biasanya disajikan dengan sate sapi. Kata Pak Waluyo, si pemilik warung mie ongklok ini, sate sapi emang yang paling cocok. Hmm kalo aku cocoknya sama siapa? *eng* *abaikan*

Dari Mie Ongklok, kita bergegas ke mobil lagi dan cusss untuk pulang ke Jogja!
Tapi, sebagai anak yang berbakti, sahabat yang pengertian, pacar yang baik (aku sih enggak, enggak punya maksudnya), kita pasti inget dong ya sama mereka. Alhasil kita memutuskan utk berhenti di sebuah pasar. Dan kita memutuskan untuk membawa buah tangan khas wonosobo : bukan mie ongklok, bukan tempe kemul tapi Carica.

Sebuah minuman segar khas daerah dataran tinggi ini sangat menggoda kami untuk memborongnya. 2 setengah lusin. Berhasil kami bawa pulang. Dan uang di kantongpun kosong. Cling. Bener!
Jangan salah. Kita pulang tidak dengan tangan kosong ini bukan berarti kita dalam kondisi baik baik aja lho ya :))
Perselisihan baru saja dimulai, kawan. Karena ada yang kepengen beli Carica banyak tapi duitnya kurang (aku), karena ada yang pengen beli Carica tapi gamau turun dan cuma nitip (vian), karena pingin beli Carica dan pingin mecahin duit (diyas) karena pengen beli Carica karena anak anak semua udh pada beli (kiki) karena pengen beli Carica dan pake uang orang lain (bhoteng) dan terakhir, karena kepengen beli Carica dan sok menengahi (Reza). Yah.. Karena beberapa alasan inilah suasana memanas di dalam Rush-nya Reza. Kalau saja Rush bisa bicara, mungkin dia akan berkata "Brisik!" dan minta kami turun, mungkin.
Perselisihan ini selesai karena ada pengakuan dari seoarang gadis sok polos yang duitnya kurang. (baca : bertin)
Setelah semua ngotot-ngotot, emosi, nyanyi-nyayi sendiri, ninggal tidur. Akhirnya selesai juga persoalan ini.. :))

Well, selain bawa Carica, buah yang mirip sama Kates ini salah satu temanku bawa oleh -oleh lain : Kentang. Katanya sih, buat ibuknya.

Dan demi kenthang!! Haha kata kata ini sering keluar dari mulut lelah kami. Dan tak terasa (kroso banget kalik) perjalanan yang entah berapa jam, entah berapa kilo, entah ngabisin berapa duit ini, akhirnya yang jelas sampai rumah, mandi dan kita tidur di rumah masing - masing.
Cuma beda jam doang, nyenyaknya tidur tetap ada dikasur dan hawa biasanya ya. Dan nyatanya meski dengan hawa syumuk tapi kita tetap menikmati.
Hmmm Dieng. Rasanya pengen terus disana tapi ga pengen dipeluk sama dinginmu. Dan Jogja. Kadang panas, kadang ujan eh kadang dingin kadang panas banget. Hmm, Indonesiaku. Kaya sekali dirimu! Tsaaah ~







Miss Netherland

Tidak ada komentar:

Posting Komentar