Hari rabu 23 November adalah hari yang paliiiing aku tunggu2, bukan karena rabu siaran intermezzo, bukan karena ujian udah mau abis, bukan juga karena mulai dapet uang tambahan dari among tamu. TAPI karena ibukku pulaaaaaaang. Yey \m/ Alhamdulillah!
Setelah sekitar 40 hari menjalankan rukun islam kelima, ibukku pulang ke tanah air dengan tangisan haru bahagia panik dan sedihnya. U,u kangeeeeeeen banget rasanya.
Well, aku mulai cerita, siapin bantal guling sama dot ya!
Pertama, karena pesawatnya delay sekitar 3 jam. Jadwalnya jam 10 malem berangkat eh jam 1 dinihari baru berangkat. -,-
Itupun dengan informasi yang kurang begitu jelas. Jadi tanggal 22 nov atau selasa siang sekitar jam 2. Ada informasi yang menyebutkan akan pulang jam 2 siang itu juga, makanya rombongan ibukku disuruh siap-siap. Setelah nunggu beberapa lama, datanglah informasi baru lagi, katanya jam 4an berangkatnya. Alhasil kebanyakan jamaah kembali ke kamar dan tidur.
Setelah jam setengah 5, datanglah bus untuk menjemput jamaah ke bandara. Kemudian mereka sampai di bandara saat magrib. Kemudian mereka solat magrib dan isya (jamak ta'dim)
Setelah itu mereka makan malam dan 'Klesetan'
Maksudnya klesetan adalah tengglengslor. Haha apa lagi ituuuu?
Jadi para jamaah menunggu dan menunggu pemeriksaan, pengecekan barang-barang dan paspor.
Dan karena tidak ada tempat mereka duduk dan tiduran disembarang tempat. Ada yang duduk di kursi tunggu tetapi bagi yang tidak mendapat kursi mereka tiduran di lantai beralaskan karpet permadani (karpet mewah katanya)
Hmm jadwal semula adalah jam 10 malam. Tetapi karena suatu alasan mereka berangkat pukul 1 malam.
-- Haduh aku di rumah bobok manis, buk :p
Jam 1 take off, sampai Indonesia sekitar jam setengah 6. Tetapi sebelumnya transit di bandara Minangkabau 1 jam pada jam 4 sore baru ke Solo untuk solat magrib dan isya. Baru setelah itu ke Bantul dengan bus.
Sekitar magrib tanggal 23 ibu telpon ke rumah, yang angkat padeku katanya udah mau otw Solo. So kita siap-siap kesana.
Nah aku dian mbak berta pakde udah siap sebenernya, tapi laper yaudah kita makan dulu .. Selesai baru otw ke Parasamya. Sampai sana rameeeee banget nyari tempat parkirnya susah banget. Muter-muter sampai akhrinya ketemu tempat strategis. Lalu, kita keluar dan menuju gedung. Karena sumpek, kita masih enjoy, mikirnya 'ibu belum dateng kok' tenang aja dulu.. Makanya kita gak masuk walau sudah punya undangan.
Saat itu aku sm mbak berta masih bingung, siapa ya yang mau masuk? Aku? Mbak berta? Pakde?
Beberapa menit kemudian bis nya datang,
Mb berta blg 'nanti aja setelah busnya masuk'
Setelah bus masuk, aku mengeluarkan surat undangan mendekati pintu, baru mau bilang 'pak aku mau masuk, ini undangannya'
Ehhh bapaknya keburu bilang 'RA MAU MAU' yang artinya 'GAK DARI TADI !'
Pegangan tanganku ke surat undangan melemah dan mundur perlahan, peluhku mulai berjatuhan membasahi pipi, akupun mulai bercadar dengan jilbabku.
Menjauh dari keramaian berlari ketengah lapangan dan menangis.
Apa perasaaan ibukku ketika sepengetahuannya tak ada yang menjemputnya? Padahal aku di luar tak dapat masuk!
Ibuuu, maafkan aku :(
Sepuluh menit kemudian setelah upacara pembubaran selesai, aku berlari dan mencoba masuk ke gedung yang sangat penuh orang itu.
Aku mencari ibukku, tak ketemu juga. Dimana ibukku? Dimana? Dimana?
![]() |
| Ibukku di Laut Merah (katanya bagus di Parangtritis :D ) |
Handphoneku berdering, telpon dari ibukku yang sudah bersama mbak berta (jadi aku dan mbakku juga sempat berpisah)
Aku dikejar dian kemudian aku keluar bertemu pade ku, setelah itu berlari bertemu ibukku. Aku memeluknya dari belakang. Mengekapnya begitu lama, menciuminya, dan menangis bahagia telah bertemu dengannya. Aku melihat raut wajahnya yang capek dan sedih. Aku tau mengapa ia sedih, karena ia tak menemukan satupun keluarga yang menjemputnya didalam gedung. Sementara dia bercerita, bu Poni (temannya) sejak dari sore telah dijemput sekeluarga besarnya. Oh sedihnya, ibukku tak ada yang menjemput. Mungkin ini pesan bahwa jangan sekali-kali menyepelekan! Apapun itu!



