Sabtu, 15 November 2014

Sudut Malam Minggu

Lantunan merdu itu semakin kencang ditengah keramaian kota.
Semakin aku berjalan, semakin aku kencang, semakin aku dekat dengannya. 
Seketika badanku merinding, meninggi dan menjadi dingin.
Aku hanya sempat tertawa haha, ah aku sedang bermimpi terjebak dalam suasana senyap. 
Tapi langkahku terus melaju, suara itu semakin keras, semakin lama semakin mengguras hati, rasanya mustahil ini jika ini mimpi, tanpa aku mencubit pipi maupun menamparnya.
Hatiku semakin berdebar, kencang sekali. aku sempat tergopoh-gopoh ketika melewati tangga busway Transjakarta
Bulu kuduku berdiri saat akku sampai di anak tangga kecil itu, semakin membawaku meihat sesosok didepanku, lebih jelas dan nyata.
Aku tidak pernah menyangka.
Dia bukan pejabat yang dikerubungi massa, dia bukan artis yang sedang show , dia juga bukan pencari keributan sehingga semua orang berkumpul di satu titik itu. 
Yah. aku hanya berlebihan, bunyi merdu tadi berasal dari alat usang pengamen untuk mengais rejeki: Sebuah biola.

Rabu, 02 Juli 2014

Angkara

Aku meraung kesakitan.
Aku menjerit nyaring.
Lantang teriakku mencari perhatian.
Takut dalam kesengsaraan, hina dalam permusuhan dan beringas dalam tindakan.
Jika engkau kehendak begini, bolehkan aku melawan?
Negaraku tak maju, negaraku butuh superman balap.
Superman supersaiya, bukan butuh idola semata tapi utuh membela bangsa..
Tunjukilah daya juangmu, bukan ambisimu, karena nyatanya.. kita sudah cukup bosan dengan puisi bertiup janji.

Selasa, 01 Juli 2014

Aku, merindukannya Tuhan..

Ada saat dimana aku benar-benar memasrahkan kepada Sang Pencipta.
Ada pula saat aku masih menangisinya, berharap dia kembali, tapi..
Banyaklah tapinya..

Aku tidak berharap banyak sekarang,
bukan karena dia sudah ada disampingku lagi.
Aku hanya ingin menjaganya sekuat semampuku,
sama halnya sekuat usahaku berdoa padaMu.
Tuhan, terimakasih kau pertemukan aku kembali dengannya.
Semoga ini bukan pertemuan yang memisahkan.
Aku lega bisa melihatnya tersenyum tampan dari dekat.
Aku puas bisa menatap lagi matanya yg mencintaiku.
Aku bahagia bersamanya lagi.
Aku, merindukannya Tuhan..

Mungkinkah kami dipertemukan kembali?

Kurang lebih selama beberapa minggu kami bersama, jelek baik mulia lurus kami sudah saling kuasai.
Kangen, bahagia, romantis, melindungi, berbagi. Ah masa masa sama mereka mengesankan. Ah ngga juga sih, mereka lebih banyak mengesalkan, saling marah, perbedaan visi misi, egois, childist and bla bla bla.
Satu yang aku catet, begini lho hidup itu, ngga mesti semanis kue lapis. Lancar selancar Mitsubishi Lancer. Ada kok jalan jalan terjal yang harus aku lewatin dulu. Ada kok tikungan tikungan yang tajem, bahkan tikungan buntu juga ada. Inget aja. sebelum aku liat pelangi setelah hujan. Hujan juga begitu, ngga setiap setelah hujan akan ada pelangi.


Lebaran di Tanah Perantauan

Well? Ngga semua yang kita damba jadi nyata. Tapi, ngga setiap nyata itu bukan bagian dari usaha kita. So? Harus, dan selalu harus optimis ngadepin kehidupan. Anggap enteng tapi bukan nyepelein. Selalu berdoa. Pasti ada hujan ketika kamu menangis, jadi bakal samar tangisanmu :p
Pasti ada jaket waktu kamu kedingingan dan pasti ada rayuan maut mereka waktu kamu ngambek dan akan ada pijatan hangat saat kamu kangen sama keluargamu.
Ibarat kata, sebulan kemaren, miniatur kehidupanlah, sebelum aku dan para sahabatku tercinta beranjak pada kehidupan selanjutnya.
Aku pasti kangen kok sama kalian, kalian kan bagian dari Indonesiaku, yang selalu bersamaku ;) terimakasih pelajarannya kawan @kang_ejak @fiqihdamarjati {}