Minggu, 15 Oktober 2017

Ku minta Kau datang tanpa dendam


“Jadi perlu tidak? Kau sedang berbicara padaku atau padanya?” Sahutnya padaku yang sedang melamun.
“Ku terima suratmu pagi ini ya, ku bilang ini bukan surat sih, Cuma baiklah ini niatan baik” Sambungku

Tiba-tiba perasaan ku berubah menjadi biasa saja seperti tiada terjadi apapun. Aku benar tanpa merasa aku pernah sangat dekat dengannya bahkan kedekatannya melebihi kedekatan antar ke 32 gigi-gigiku. Yah, nyatanya kedekatan ini hanya semu, sedekat apapun, sekarang aku dan dia telah jauh bahkan melebihi jarak Banten dan Jaya Pura jika ditempuh dengan jalan kaki.
Yahh semua perasaan seduh dan galau adalah perasaan dari setan kan?
Menyuruhku meratapi lelaki tak bertanggung jawab itu
Laki-laki yang dihari aku minta dia tinggal bersamaku, malah menawarkan sebuah pelukan dengan kalimat “sini buat yang terakhir”
Hah? Jadi apa semurah itu dia? Jadi selama ini begitu?
Hey, bukan pelukan yang aku mau, aku mau dia seutuhnya. Tapi bibirnya tak lama justru mendarat di keningku.
Aku tahu ini kecupan yang berbeda dari biasanya.
Tapi ku pikir, jika sudah ada wanita lain yang ada di hatinya, mengapa dia harus mengecupku? Lelaki macam apa dia? 

“Aku perlu tahu, aku perlu memastikan bahwa pengantaran tepat sampai pada masanya.. jika tidak dia bisa gila” ucapku pelan.

Makin banyak hati lagi yang nanti akan tersakiti
Makin gundah pula hati orang tuanya, berdosa jika aku membuat orang tua menjadi galau

“Ku minta kau datang tanpa dendam” aku melanjutkan kalimatku

Setiap hari aku berdoa untuk meminta ketenangan, doa yang gak pernah dia ucapkan untuk dirinya sendiri. Karena aku tahu ia sudah teramat aman sekarang.
Semoga tak da niat jahat dari perkara ini
Percayalah ini hanya perkara waktu
Aku dan dia tak lagi menjadi kita, tak lagi miliki cita dan tak ingin bertahta bersama
Maaf ya jadi panjang, aku terima semua peringatan ini. Sirine yang telah lama berbunyi. 


"Baik, aku usahakan datang, insha Allah. sekarang aku cuma ingin berterimakasih pada Tuhan, sekarang kamu percayakan bahwa Tuhan ada dimana-mana? jika tidak, tentu aku tidak akan melihat senyummu lagi" katanya sambil melempar senyuman buatku.

"Makasih ya, Sis" cepat-cepatku balas.

Sabtu, 14 Oktober 2017

Percayalah ini hanya masalah waktu II


Hanya karena aku mencintaimu, kamu bisa seenaknya terhadapku?
Hanya karena kamu satu-satunya, kamu bisa datang dan pergi begitu?
Hanya karena aku menempatkanmu di urutan pertama, lalu kau bisa mengubahku?
Amarahku menguasaiku dan membangkitkan sel –sel jahat di seluruh tubuhku
“Jadi apa? Pikirmu semua ini mudah? aku ini apa pikirmu? “
Teramat sulit menyadari bahwa selama ini hanya pura-pura tidur tak mendengar apapun
Seharusnya sadar bahwa tanda bahaya itu nyaring berbunyi…..  sejak dulu
Tapi, percayalah ini hanya masalah waktu

Percayalah ini hanya masalah waktu



Saya dan kamu memang sudah tak lagi bersama
Saya dan kamu bukan lagi menjadi kita
Saya dan kamu telah mengubur dalam impian dan cita cita
Dan begitulah adanya bahwa saya dan kamu ternyata saling terbanting
bahwa selama ini saya dan kamu hanya menahan untuk bersaing
Dan begitulah saya dan kamu, kembali menjadi terasing 

Percayalah ini hanya masalah waktu