“Jadi perlu tidak? Kau sedang berbicara padaku atau padanya?” Sahutnya padaku yang sedang melamun.
“Ku terima suratmu pagi ini ya, ku bilang ini bukan surat
sih, Cuma baiklah ini niatan baik” Sambungku
Tiba-tiba perasaan ku berubah menjadi biasa saja seperti tiada
terjadi apapun. Aku benar tanpa merasa aku pernah sangat dekat dengannya bahkan
kedekatannya melebihi kedekatan antar ke
32 gigi-gigiku. Yah, nyatanya kedekatan ini hanya semu, sedekat apapun,
sekarang aku dan dia telah jauh bahkan melebihi jarak Banten dan Jaya Pura jika
ditempuh dengan jalan kaki.
Yahh semua perasaan seduh dan galau adalah perasaan dari
setan kan?
Menyuruhku meratapi lelaki tak bertanggung jawab itu
Laki-laki yang dihari aku minta dia tinggal bersamaku, malah
menawarkan sebuah pelukan dengan kalimat “sini buat yang terakhir”
Hah? Jadi apa semurah itu dia? Jadi selama ini begitu?
Hey, bukan pelukan yang aku mau, aku mau dia seutuhnya. Tapi
bibirnya tak lama justru mendarat di keningku.
Aku tahu ini kecupan yang berbeda dari biasanya.
Tapi ku pikir, jika sudah ada wanita lain yang ada di
hatinya, mengapa dia harus mengecupku? Lelaki macam apa dia?
“Aku perlu tahu, aku perlu memastikan bahwa pengantaran
tepat sampai pada masanya.. jika tidak dia bisa gila” ucapku pelan.
Makin banyak hati lagi yang nanti akan tersakiti
Makin gundah pula hati orang tuanya, berdosa jika aku membuat
orang tua menjadi galau
“Ku minta kau datang tanpa dendam” aku melanjutkan kalimatku
Setiap hari aku berdoa untuk meminta ketenangan, doa yang
gak pernah dia ucapkan untuk dirinya sendiri. Karena aku tahu ia sudah teramat
aman sekarang.
Semoga tak da niat jahat dari perkara ini
Percayalah ini hanya perkara waktu
Aku dan dia tak lagi menjadi kita, tak lagi miliki cita dan
tak ingin bertahta bersama
Maaf ya jadi panjang, aku terima semua peringatan ini.
Sirine yang telah lama berbunyi.
"Baik, aku usahakan datang, insha Allah. sekarang aku cuma ingin berterimakasih pada Tuhan, sekarang kamu percayakan bahwa Tuhan ada dimana-mana? jika tidak, tentu aku tidak akan melihat senyummu lagi" katanya sambil melempar senyuman buatku.
"Makasih ya, Sis" cepat-cepatku balas.