Sabtu, 15 November 2014

Sudut Malam Minggu

Lantunan merdu itu semakin kencang ditengah keramaian kota.
Semakin aku berjalan, semakin aku kencang, semakin aku dekat dengannya. 
Seketika badanku merinding, meninggi dan menjadi dingin.
Aku hanya sempat tertawa haha, ah aku sedang bermimpi terjebak dalam suasana senyap. 
Tapi langkahku terus melaju, suara itu semakin keras, semakin lama semakin mengguras hati, rasanya mustahil ini jika ini mimpi, tanpa aku mencubit pipi maupun menamparnya.
Hatiku semakin berdebar, kencang sekali. aku sempat tergopoh-gopoh ketika melewati tangga busway Transjakarta
Bulu kuduku berdiri saat akku sampai di anak tangga kecil itu, semakin membawaku meihat sesosok didepanku, lebih jelas dan nyata.
Aku tidak pernah menyangka.
Dia bukan pejabat yang dikerubungi massa, dia bukan artis yang sedang show , dia juga bukan pencari keributan sehingga semua orang berkumpul di satu titik itu. 
Yah. aku hanya berlebihan, bunyi merdu tadi berasal dari alat usang pengamen untuk mengais rejeki: Sebuah biola.