Air matamu berlinang, Mas intanmu terkenang
Hutan gunung sawah lautan, Simpanan kekayaan
Kini Ibu sedang lara, merintih dan berdoa
Mendengar lagu itu berkumandang, menangis rasanya hati ini melihat keadaan saat ini yang memilukan. Seperti maraknya illegal logging, pertambangan bebas, dan kegiatan perusakan bumi yang terus terjadi semakin memuramkan wajah cantik bumi pertiwi kita ini. Global warmingpun juga tak kalah terus menghantui kelangsungan hidup manusianya. Kerinduan terhadap hawa yang sejuk pemandangan yang asripun sudah cukup memuncak dibenak masyarakat.
Pikulan beban bumi yang semakin berat diperparah dengan munculnya kerusakan yang diakibatkan salah pengelolaan sumber daya alam oleh tangan manusia.
Untuk itu penting adanya pengembalian pengelolaan bumi ke arah yang benar. Pengembangan teknologi untuk perbaikan ekosistempun sangat berperan aktif dalam usaha pelestarian dan perlindungan alam yang tidak menyudutkan sektor penghasilan lainnya.
Di Indonesia sektor pertambangan adalah salah satu sektor industri yang paling berpengaruh terhadap perekonomian negara. Maka ekplorasi secara besar besaran terhadap area pertambanganpun merupakan sesuatu yang wajar Walaupun dengan resiko yang semua orang sudah mengerti yaitu kerusakan ekosistem yang di timbulkan yang cukup parah juga.
Namun tidak ada hal yang tidak mungkin bagi Aryo Wiryono Seorang penemu pupuk yang dapat menyulap gersangnya lahan bekas tambang menjadi hutan yang rindang nan sejuk menyegarkan.
Bagaimana tidak? Almarhum Insinyur Soemarno dan putranya Aryo Wiryawan selalu mengajak masyarakat/ agar mencintai bumi kita. Hal ini dilandasi oleh filosofi yang melekat dalam dirinya yaitu Hamemayu Hayuning Bawono yang berarti senantiasa bersahabat dengan alam menjaga kelestarian dan keindahannya.
Dimulai pada tahun 1985 dia mendirikan sebuah perusahaan dan membawa perubahan dalam bidang pertanian dan perbaikan lingkungan. Seperti pupuk reklamasi lahan pertambangan.
Sebagian besar lahan kritis bekas tambang dan lahan yang tercemar limbah tidak dapat lagi dimanfaatkan karena tingkat kerusakannya yang tinggi. Tetapi berkat curahan pemikiran dan olahan tangan Sang maestro kini lahirlah pupuk reklamasi bekas tambang dan limbah yang memiliki keajaiban menyulap lahan yang rusak menjadi hijau nan asri. Pupuk ini mampu memperbaiki kerusakan lahan bekas tambang akibat limbah secara hayati atau biologi sehingga lahan dapat dimanfaatkan kembali.
Menurut Aryo Wiryawan Penemuan yang baru genap berusia satu tahun pada bulan oktober lalu ini sudah berhasil menghijaukan lahan bekas pertambangan batu bara seluas delapan hektar di Sanga-sanga Kalimantan Timur.
“Terakhir saya ke Sanga-sanga kemarin lusa, pohonnya sudah meneduhi saya ketika saya berjalan, sudah diatas saya semua pohonnya”
Berbicara Indonesia pasti juga berbicara akan kekayaanya. Kekayaan SDA yang harus dimaksimalkan. Namun dengan keberadaan bahan tambang yang kebanyakan terdapat di kawasan hutan sangat mengancam kelestarian kawasan hutan yang kita miliki. Padahal penggunakan lahan pertambangan pasti sementara/ karena materialnyapun terbatas.
Dengan adanya reklamasi lahan bekas tambang ini diharapkan dapat menciptakan lahan bekas tambang yang kondisinya aman stabil dan tidak mudah tererosi. Sehingga dapat digunakan lagi.
Hal ini tidak luput dari pemilihan secara teliti bahan-bahan yang terdapat dalam pupuk yakni bahan yang tidak berbahaya. Termasuk komoditas untuk reklamasi ini tanaman Sengon dan Akasia. Adalah kedua tanaman yang sudah lolos seleksi dari tangan para ahli termasuk tangan sang maestro untuk sebuah senyuman ibu pertiwi.
Ku lihat ibu pertiwi, Kami datang berbakti
Lihatlah putra-putrimu, Menggembirakanmu ibu
Ibu kami tetap cinta, Putramu yang setia
Menjaga harta pusaka, Untuk nusa dan bangsa


