Kamis, 23 Februari 2012

Pupuk pembawa pembaruan, hijaukan bumi pertambangan

Ku lihat Ibu pertiwi, Sedang bersusah hati
Air matamu berlinang, Mas intanmu terkenang
Hutan gunung sawah lautan, Simpanan kekayaan
Kini Ibu sedang lara, merintih dan berdoa

Mendengar lagu itu berkumandang, menangis rasanya hati ini melihat keadaan saat ini yang memilukan. Seperti maraknya illegal logging, pertambangan bebas, dan kegiatan perusakan bumi yang terus terjadi semakin memuramkan wajah cantik bumi pertiwi kita ini. Global warmingpun juga tak kalah terus menghantui kelangsungan hidup manusianya. Kerinduan terhadap hawa yang sejuk pemandangan yang asripun sudah cukup memuncak dibenak masyarakat

Pikulan beban bumi yang semakin berat diperparah dengan munculnya kerusakan yang diakibatkan salah pengelolaan sumber daya alam oleh tangan manusia.
Untuk itu penting adanya pengembalian pengelolaan bumi ke arah yang benar. Pengembangan teknologi untuk perbaikan ekosistempun sangat berperan aktif dalam usaha pelestarian dan perlindungan alam yang tidak menyudutkan sektor penghasilan lainnya.
Di Indonesia sektor pertambangan adalah salah satu sektor industri yang paling berpengaruh terhadap perekonomian negara. Maka ekplorasi secara besar besaran terhadap area pertambanganpun merupakan sesuatu yang wajar Walaupun dengan resiko yang semua orang sudah mengerti yaitu kerusakan ekosistem yang di timbulkan yang cukup parah juga.
Namun tidak ada hal yang tidak mungkin bagi Aryo Wiryono Seorang penemu pupuk yang dapat menyulap gersangnya lahan bekas tambang menjadi hutan yang rindang nan sejuk menyegarkan.
Bagaimana tidak? Almarhum Insinyur Soemarno dan putranya Aryo Wiryawan selalu mengajak masyarakat/ agar mencintai bumi kita. Hal ini dilandasi oleh filosofi yang melekat dalam dirinya yaitu Hamemayu Hayuning Bawono yang berarti senantiasa bersahabat dengan alam menjaga kelestarian dan keindahannya.
Dimulai pada tahun 1985 dia mendirikan sebuah perusahaan dan membawa perubahan dalam bidang pertanian dan perbaikan lingkungan. Seperti pupuk reklamasi lahan pertambangan.
Sebagian besar lahan kritis bekas tambang dan lahan yang tercemar limbah tidak dapat lagi dimanfaatkan karena tingkat kerusakannya yang tinggi. Tetapi berkat curahan pemikiran dan olahan tangan Sang maestro kini lahirlah pupuk reklamasi bekas tambang dan limbah yang memiliki keajaiban menyulap lahan yang rusak menjadi hijau nan asri. Pupuk ini mampu memperbaiki kerusakan lahan bekas tambang akibat limbah secara hayati atau biologi sehingga lahan dapat dimanfaatkan kembali.
Menurut Aryo Wiryawan Penemuan yang baru genap berusia satu tahun pada bulan oktober lalu ini sudah berhasil menghijaukan lahan bekas pertambangan batu bara seluas delapan hektar di Sanga-sanga Kalimantan Timur

“Terakhir saya ke Sanga-sanga kemarin lusa, pohonnya sudah meneduhi saya ketika saya berjalan, sudah diatas saya semua pohonnya”
Berbicara Indonesia pasti juga berbicara akan kekayaanya. Kekayaan SDA yang harus dimaksimalkan. Namun dengan keberadaan bahan tambang yang kebanyakan terdapat di kawasan hutan sangat mengancam kelestarian kawasan hutan yang kita miliki. Padahal penggunakan lahan pertambangan pasti sementara/ karena materialnyapun terbatas.
Dengan adanya reklamasi lahan bekas tambang ini diharapkan dapat menciptakan lahan bekas tambang yang kondisinya aman stabil dan tidak mudah tererosi. Sehingga dapat digunakan lagi.
Hal ini tidak luput dari pemilihan secara teliti bahan-bahan yang terdapat dalam pupuk yakni bahan yang tidak berbahaya. Termasuk komoditas untuk reklamasi ini tanaman Sengon dan Akasia. Adalah kedua tanaman yang sudah lolos seleksi dari tangan para ahli termasuk tangan sang maestro untuk sebuah senyuman ibu pertiwi.
Ku lihat ibu pertiwi, Kami datang berbakti
Lihatlah putra-putrimu, Menggembirakanmu ibu
Ibu kami tetap cinta, Putramu yang setia
Menjaga harta pusaka, Untuk nusa dan bangsa

Selasa, 21 Februari 2012

Benderaku

Aku bukan orang yang dewasa, aku bukan orang yang selalu mengerti, bukan pula orang yang selalu sabar menghadapi apapun.

Aku cuma manusia. Hanya manusia yang jg memerlukan pengertian. Aku ini manusia, aku juga berhak diperlakukan sewajarnya. Aku ini masih anak remaja yang masih perlu bimbingan, bukan perintah, bukan pula menyuruh. Aku ini seorang anak, bukan pembantu yang bisa disuruh seenaknya sendiri. Aku benci, benci keadaan ini. Sampai kapan aku bisa bebas? Sampai kapan aku bisa berdiri dengan benderaku sendiri? Sampai kapan aku tak dibanding-bandingkan?

Cobalah bandingan sesuatu yang aku punya. Tidak hanya yang kau punya saja!

Hasrat

Adalah kali keduanya aku menapakkan kaki di kota itu setelah beberapa tahun silam (ngok)
Pertama kali dulu cuma ikut bude ke sana, yaa mampir gitu pas mau ke Probolinggo, surabaya. 
Bilangnya sih mampir, tapi pas perjalanan pulang, ehhh minta berhenti dan borong tu belanjaan. Ckck -,-
Anyway, pas aku ke daerah itu sih masih biasa, belum se tenar skg yang dijadikan kota wisata tiap minggunya, karena hanya dengan naik kereta slama 1 jam udah nyampe.

Mana lagi kalo bukan kota Solo.
Akhirnya aku sampai kota itu lagi, tapi kalo yang skarang aku lebih pede, ngerti, enjoy dan siap. Haha

Aku berangkat naik kereta prameks jam 9 pagi sampai sana skitar jam 10an, nunggu jemputan gitu deh.Akhirnya aku menuju S-G-M. Haha gaya bener men gue, blm apa2 udh masuk mall aja.
Nah, begitu nyampe, haus, belilah aku es the, eh es teh yah lima ribu, kecillah yaa :B

Ngeliat barang kanan kiri rasanya kok menarik yaa, jadi nggak sabar ngeluarin uang di dompet. Aseeek belanja :3

Jemputan lain dateng, dan membawaku ke PGS. Yaa mgkn ini tempat lebih cucok ye, harganya lebih murah dan waktunya pas. Haha
Alhasil kantong bener2 kering bahkan kosong hanya tinggal 12ribu untuk makan 8 ribu dan sisa 4 ribu. Omegod, wisata apa ini cuma empat ribu? Mana udah nggak ada yang jemput lagi.
Astaga, pekimane pekimane, (?!#@)

Beberapa kilo akhirnya ku tandas saja demi sampai rumah penginapan itu, yampunn sudah lapar, jalan kaki, dan tak ada uang. Benar benar miris episode kali ini. Tapi satu yang nggak bikin miris, belanjaan ditangan. Aduh khilaf rasanya ingat hal itu, hasrat belanjaku .. Pengen balikin aja, tapi sayang, sayaaaaaang banget.

Dipenginapan ternyata kakaku ngirimin uang buat aku balik ke jogja ahahaa akhirnya aku bisa pulang :B

Kata dosen naskah beritaku 'berita itu harus menggunakan perencanaan'
Hidup juga coy, mati gaya tanpa rencana dan persiapan! Fiuhh--