Rabu, 17 Juli 2019

Pamungkas

Seseorang mengenalkanku pada karya karya musisi yang aku baru tahu, namanya Pamungkas. Biasanya dipanggil Pam. Bicara suaranya, tentu aku gak paham paham amat ya, yang jelas kalo enak didenger, gak maksa dan lagunya meaningfull pasti bakal mudah melekat di hati. Ya gak?

Waktu itu, pertama kali mendengarkan lagunya yang berjudul One Only. Judulnya simpel, sesimpel videoklipnya. Tapi kok ngena ya?
Aku yang lemah apa memang sebagus ini karyanya Pam?

Dia bercerita, lagi sebahagia itu bisa merasakan jatuh cinta. Dan entah ya, auranya sampe ke pendengar. Rasa sayangnya itu sampeeee banget ke ulu hati. Rasanya aku bisa ngerasain si Pam yang lagi jatuh cinta. Gitu lho. Bukan aku yg ikut ikutan jatuh cinta lho. Beda ya.


Didengerin aja itu lagu. Awalnya ya udah dengerin aja. Lama lama kok baper? Sampe aku dengerin lagunya di kantor, terus ada temen yang nanya "ini lagu siapa? Selera musiklo bagus"

Dalam hati aku mau bilang kalo...., tapi aku langsung jawab dengan kalimat "ini lagu jatuh cinta, tapi aku lagi patah hati"


Ga ada alasan sih mendengarkan lagu itu. Wong patah hati kok dengernya lagu jatuh cinta?
Tapi ternyata aku baru sadar, kalo saat patah hatipun aku bisa ngerasain sayangnya.. hahaha terdengar sangat alay ya? Tapi ini asli. Coba deh ingat ingat gimana bisa sayang, gimana bisa nyaman, jadi rasa patah hatinya dijamin bisa langsung ilang. Hehe atleast, bisa kangen lagi. Nikmat tau, bisa ngerasain geregetnya kangen, geregetnya sayang, geregetnya stalking terus kepikiran banyak hal yang… ah udah ah kalo diceritain yaa kaliiiiiii

Well, berulang kali patah hati dengan orang yang sama ya. Tapi besok harinya bisa langsung merasa sayang lagi. Hahahaa aku pikir perasaan semacam itu anugerah. Aku bisa dengan lega punya rasa ini. Gak banyak mau, bahkan kadang cukup mengingat dia ketika menatapku sambil tersenyum. (Adegan ini pasti aku sok gak tau, atau sok “ngapain sih lu?” PADAHAL Ah lega rasanya.)

Apa aku jatuh cinta ya? Apa Pertanda, He Is The One! Ah masa? Karena kadang Gimana pun bisa balik ke orang yg sama dan yang penting ga perlu pake manja atau pun gengsi, karena ku pikir kita udah sama sama merasa “mau apa lagi sih, udah yuk sini aja”
Haha sempat ku anggap, mungkin ini "Pamungkas, ya?" . Ya seperti nama Penyanyi itu,



Pamungkas  (Part 1)
Bersambung ....



Sabtu, 25 Mei 2019

yang ranum harus tahu

seperti pertemuan yang kerap tanpa rencana, perpisahan juga.
mungkin ini formulanya agar memudahkan langkah untuk beranjak.
karena tak ada harap yang bisa jadi nyata.
sekali lagi, mohon maaf atas hati yang terinjak.
untuk air mata yang mengalir entah kemana.
kamu dan aku kini harus tau kemana harus berpijak.



salam sheyeng.
salam aroma indomie.
salam selfie hijab sarung.

Kamis, 02 Agustus 2018

Jangan baper, itu berat. Biar aku aja


Seperti kata Adipati Dolken dalam acara Indonesian Choice Award 5.0, dia sempat mengatakan satu kalimat penutup, saya rasa satu kalimat tersebut mewakili kegundahan hatinya selama ini. ya, selama masa-masa kedekatannya dengan Vanessha Presila yang dibanding-bandingkan dengan Iqbal Ramadhan. Beberapa bulan terakhir santer terdengar bahwa dirinya tidaklah cocok dengan Sasa, adik artis Sissy Pricillia tersebut. Netizen terlalu baper mungkin ya dengan adanya film Dilan.  Sehingga menganggap kedekatan Iqbal dan Sasa seperti nyata. Apalagi, kemistri mereka tak hanya Nampak dalam film, tetapi juga terlihat pada acara roadshow mereka ke sejumlah radio dan televise. Bahkan Iqbal dan Sasa juga pernah mengunggah foto di akun instagram masing-masing. Saya sejujurnya juga adalah salah satu netizen yang merasa “wah mereka cocok ya” Cuma saya nggak mau baper aja. (padahal mah saya bapernya cemburu! Cemburu kenapa sasa sama iqbal deket gitu? Mbok sama aku aja, dek Iqbal. Haha :d) 

well, saya merupakan salah satu penikmat film Dilan yang larut. Tapi saya seperti melihat ini kayaknya Sasa emang lagi demen sama Adipati. (kalo saya nggak salah, mereka udah deket sebelum film film itu). Dan dari beberapa wawancara media dan instagram yang ngeberitain Adipati Dolken sama Sasa ini, saya kok menangkap Dodot, panggilan akrab Adipati, nampak seperti  jengkel gitu, setiap ada pemberitaan dan persepsi netizen. Dan menurutku itu, wajar! Wajar banget! Aku mungkin bakal gitu kalo jadi dia. Haha beberapa kali akhirnya aku sengaja mampir instagram Dodot dan Sasa. 

Lama kelamaan aku jadi bersimpati pada Dodot ini, dia justru ngasih kata-kata positif.  Ya gimana? Diserang terus sama netizen, hmmmmm. Well, setiap quote nya, Dodot ini seperti ngasih pesan ke kita semua, bahwa ketika kamu sedang berada di kondisi yang tidak memelukmu, bahkan cenderung bermusuhan, kuncinya satu, ya jangan “iya-in” kata-kata mereka yang menghujatmu. Buktiin sama mereka, berlaku baik itu lebih utama dari pada menjelek-jelekkan orang lain. Ini konteksnya bukan kritikan yang membangun ya. 

Well, berlaku baik pada siapapun ngga ada ruginya kok. Malah rugi hidupmu kalo cuma ngurusin orang lain, lebih-lebih cuma buat provokasi yang negatif-negatif, ngerumpi atau menghujat. Aduhhhh! Percaya ngga, justru dari mereka-mereka itu kita jadi punya semangat, doa dan kekuatan untuk membuktikan pada semua orang (yang paling penting buat diri sendiri)  bahwa apapun yang terjadi kita bisa ambil sisi positifnya. Dan kita jadi manusia paling bersyukur karena pada perhatiansama kita J

Oiya, quote Dodot malam itu: Cuma mau ngasih tau, kita bisa ngasih support tanpa harus menjatuhkan.


Thx.

Minggu, 15 Oktober 2017

Ku minta Kau datang tanpa dendam


“Jadi perlu tidak? Kau sedang berbicara padaku atau padanya?” Sahutnya padaku yang sedang melamun.
“Ku terima suratmu pagi ini ya, ku bilang ini bukan surat sih, Cuma baiklah ini niatan baik” Sambungku

Tiba-tiba perasaan ku berubah menjadi biasa saja seperti tiada terjadi apapun. Aku benar tanpa merasa aku pernah sangat dekat dengannya bahkan kedekatannya melebihi kedekatan antar ke 32 gigi-gigiku. Yah, nyatanya kedekatan ini hanya semu, sedekat apapun, sekarang aku dan dia telah jauh bahkan melebihi jarak Banten dan Jaya Pura jika ditempuh dengan jalan kaki.
Yahh semua perasaan seduh dan galau adalah perasaan dari setan kan?
Menyuruhku meratapi lelaki tak bertanggung jawab itu
Laki-laki yang dihari aku minta dia tinggal bersamaku, malah menawarkan sebuah pelukan dengan kalimat “sini buat yang terakhir”
Hah? Jadi apa semurah itu dia? Jadi selama ini begitu?
Hey, bukan pelukan yang aku mau, aku mau dia seutuhnya. Tapi bibirnya tak lama justru mendarat di keningku.
Aku tahu ini kecupan yang berbeda dari biasanya.
Tapi ku pikir, jika sudah ada wanita lain yang ada di hatinya, mengapa dia harus mengecupku? Lelaki macam apa dia? 

“Aku perlu tahu, aku perlu memastikan bahwa pengantaran tepat sampai pada masanya.. jika tidak dia bisa gila” ucapku pelan.

Makin banyak hati lagi yang nanti akan tersakiti
Makin gundah pula hati orang tuanya, berdosa jika aku membuat orang tua menjadi galau

“Ku minta kau datang tanpa dendam” aku melanjutkan kalimatku

Setiap hari aku berdoa untuk meminta ketenangan, doa yang gak pernah dia ucapkan untuk dirinya sendiri. Karena aku tahu ia sudah teramat aman sekarang.
Semoga tak da niat jahat dari perkara ini
Percayalah ini hanya perkara waktu
Aku dan dia tak lagi menjadi kita, tak lagi miliki cita dan tak ingin bertahta bersama
Maaf ya jadi panjang, aku terima semua peringatan ini. Sirine yang telah lama berbunyi. 


"Baik, aku usahakan datang, insha Allah. sekarang aku cuma ingin berterimakasih pada Tuhan, sekarang kamu percayakan bahwa Tuhan ada dimana-mana? jika tidak, tentu aku tidak akan melihat senyummu lagi" katanya sambil melempar senyuman buatku.

"Makasih ya, Sis" cepat-cepatku balas.

Sabtu, 14 Oktober 2017

Percayalah ini hanya masalah waktu II


Hanya karena aku mencintaimu, kamu bisa seenaknya terhadapku?
Hanya karena kamu satu-satunya, kamu bisa datang dan pergi begitu?
Hanya karena aku menempatkanmu di urutan pertama, lalu kau bisa mengubahku?
Amarahku menguasaiku dan membangkitkan sel –sel jahat di seluruh tubuhku
“Jadi apa? Pikirmu semua ini mudah? aku ini apa pikirmu? “
Teramat sulit menyadari bahwa selama ini hanya pura-pura tidur tak mendengar apapun
Seharusnya sadar bahwa tanda bahaya itu nyaring berbunyi…..  sejak dulu
Tapi, percayalah ini hanya masalah waktu

Percayalah ini hanya masalah waktu



Saya dan kamu memang sudah tak lagi bersama
Saya dan kamu bukan lagi menjadi kita
Saya dan kamu telah mengubur dalam impian dan cita cita
Dan begitulah adanya bahwa saya dan kamu ternyata saling terbanting
bahwa selama ini saya dan kamu hanya menahan untuk bersaing
Dan begitulah saya dan kamu, kembali menjadi terasing 

Percayalah ini hanya masalah waktu

Senin, 11 September 2017

Akhir Perjalanan

Ini adalah sepucuk surat dari Junior yang ditujukan untuk Sinar, teman sepermainannya selama satu tahun terakhir. Surat itu sampai di tangan Sinar, sebelum akhirnya Junior berpamitan dan tak kembali lagi. 

Teruntuk 

Sinar Rembulan yang baik. 

Apa Kabar? Semoga Sinar senantiasa dilimpahkan kesehatan dan kebahagiaan ya. 
Di hari Jum'at yg baik ini, saya mohon dibukakan pintu maaf selebar-lebarnya atas segala kesalahan dan kekhilafan selama ini. Terimakasih juga atas semua waktu dan perhatian yang pernah Sinar curahkan ke saya selama satu tahun terakhir. Perjalanannya memang tak mudah, dan perjalanan ini harus kita akhiri sampai disini. Sebelum semakin lama masing-masing dari kita tersakiti semakin dalam.

Saya merasa hubungan ini memang sudah tiba pada ujung perjalanannya. Saya selalu berpikir semua hal pasti bisa diperbaiki, seperti halnya penyakit yang selalu ada obatnya. Tapi ternyata ada hal- hal yang diluar kemampuan kita untuk memperbaiki. Kita sudah pernah sama-sama mencoba memperbaiki tapi selalu berakhir dengan kerusakan yang lain.

Dari situ saya nilai memang sudah waktunya ini semua diakhiri. Sudah waktunya dikubur semua harapan dan cita-cita. Email pernah menjadi perantara saya dan Sinar selama ini. Saya tau Sinar juga capekkan. Begitu juga dengan saya.

Saya mohon maaf bila selama ini banyak menuntut hal-hal yang tak seharusnya. Saya mohon maaf sering membuat Sinar marah. Saya mohon maaf karena sering marah- marah juga.

 Sekali lagi, Saya mohon maaf atas semua kesalahan yang Saya perbuat ke Sinar.

Saya pamit. Saya undur diri. Saya ingin menikmati kesendirian. Semoga silaturahmi kita tetap terjaga ya. Terimakasih banyak atas waktu dan perhatiannya selama satu tahun belakangan. Sesuatu yang akan senantiasa dikenang dan terkenang segala kebaikan Sinar. Terimakasih banyak sekali lagi.

Salam 
Junior Pahlevi 


*tulisan ini sengaja saya ambil dan kutip dari penulis asli, tulisan ini ditujukan pada Sinar Rembulan. Meski belum sampai di tangan Sinar, tapi ada saja jalan untuk bertemu dengan surat ini. Sinar tak pernah mau membaca surat ini sesungguhnya, tapi satu bulan terakhir, Sinar akhirnya menyelesaikan tulisan ini, Ia akhirnya membaca sampai tuntas setelah Ia tahu Junior sudah tenang, menghadap Ilahi.